Saham merupakan sebuah instrumen keuangan yang memungkinkan para investor untuk memiliki sebagian kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Sejarah saham bermula pada abad ke-17 di Eropa, ketika negara-negara seperti Belanda dan Inggris mulai mengembangkan pasar saham untuk membiayai ekspansi kolonial mereka.
Pada saat itu, perusahaan-perusahaan besar seperti East India Company dibiayai oleh kelompok investor swasta yang membeli saham perusahaan tersebut. Saham tersebut kemudian diperjualbelikan di bursa saham, dan investor dapat memperoleh keuntungan jika nilai saham tersebut naik.
Di Amerika Serikat, pasar saham modern pertama kali muncul pada awal abad ke-19 dengan adanya bursa saham di Philadelphia dan New York. Pada awalnya, saham hanya diperjualbelikan oleh perusahaan-perusahaan kecil, tetapi pada akhir abad ke-19, perusahaan-perusahaan besar seperti Standard Oil dan General Electric mulai menjadi bagian dari pasar saham.
Pasar saham berkembang pesat pada abad ke-20, terutama setelah terjadi kemajuan teknologi dan komunikasi yang memungkinkan investor untuk membeli dan menjual saham dengan lebih mudah. Saat ini, pasar saham telah menjadi bagian penting dari ekonomi global, dan menjadi pilihan investasi bagi banyak orang di seluruh dunia.
Dalam bermain saham sendiri adalah beberapa jenis kategori saham, salah satunya adalah saham blue chip.
Saham kategori blue chips merujuk pada saham-saham dari perusahaan besar, terkenal, dan terpercaya yang telah beroperasi selama bertahun-tahun dan memiliki reputasi yang baik di pasar. Istilah "blue chips" berasal dari permainan poker di mana chip berwarna biru memiliki nilai tertinggi.
Saham kategori blue chips seringkali berasal dari sektor-sektor industri yang stabil dan mapan seperti teknologi, perbankan, energi, dan farmasi. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kategori blue chips biasanya memiliki laba bersih yang stabil dan konsisten, keuntungan yang tinggi, serta track record yang baik dalam membayar dividen.
Karena reputasi yang baik dan stabilitas keuangannya, saham-saham blue chips dianggap sebagai investasi yang relatif aman dan konservatif, meskipun juga cenderung memiliki potensi pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan saham dari perusahaan yang lebih kecil dan lebih baru.
Beberapa contoh perusahaan yang termasuk dalam kategori blue chips di pasar saham Amerika Serikat adalah Apple, Microsoft, Johnson & Johnson, Coca-Cola, dan Walmart. Namun, perlu diingat bahwa klasifikasi sebagai blue chips tidaklah baku, dan perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kategori ini dapat berubah seiring waktu tergantung pada kinerja keuangannya.
1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
2. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
3. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
4. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
5. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
6. PT Astra International Tbk (ASII)
7. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
8. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
9. PT United Tractors Tbk (UNTR)
10. PT Bank Danamon Tbk (BDMN)