Contoh Unit Perumahan Komersil |
Satu tahun lalu saya mengambil rumah secara KPR di wiayah Bogor dekat perbatasan Bekasi. Tipe perumahan yang saya ambil adalah rumah komersil.
Awalnya saya survey-survey ke beberapa lokasi perumahaan subsidi dan komersil. Alhasil setelah beberapa pertimbangan maka saya putuskan ambil rumah komersil.
Lalu apa perbedaannya antara perumahan subsidi dengan komersil?. Saya akan coba berikan sedikit ulasannya di bawah ini berdasarkan pengalaman saya.
1. Harga dan Luas Lahan
Dari sisi harga, rumah subsidi tentu jauh lebih murah dan diatur pemerintah. Harga rumah subdisi saat in masih di angka 178 jutaan per unitnya. Sementara itu rumah komersil karena tidak mendapat subsidi dari pemerintah maka harganya dua kali lipat lebih tergantung luas dan kualitas. Standarnya harga rumah komersil saat ini ada di range 450 jutaan paling murah.
Untuk luas lahan, rumah subsidi sekarang di patok di ukuran 30x60 rata-rata. Artinya luas tanah 60 m dan luas bangunan 30 m persegi. Jadi banyak para penghuni yang membangun rumah ke atas alias renov untuk menyiasati hal tersebut.
2. Kualitas Bahan
Dari sisi kualitas bahan, rumah subsidi lebih rendah speknya dibanding rumah komersil. Campuran semen dan pasir berbeda sehingga banyak dijumpai tembok-tembok retak meski belum dihuni, atau kusen lapuk sampai dengan atap ambruk.
Hal ini karena rumah subsidi mengejar target sehingga kualitas bahan dikurangi. Beda dengan rumah komersil yang kualitas bahannya lebih tinggi. Ini pintar-pintar juga antara konsumen dalam memilih developer rumah komersil. Karena masih ada juga dijumpai developer yang nakal.
3. Fasilitas Umum
Rumah subdsidi memiliki fasilitas umum yang relatif lebih sedikit dibandingkan rumah komersil. Perumahan komersil saat ini banyak diintegrasikan dengan berbagai macam utilitas pendukung seperti pasar, supermarket, area olahraga, bermain dan lainnya.
Selain itu fasilitas jalan di perumahan subsidi kadang kurang baik tergantung developernya. Ada beberapa perumahan yang jalannya tanah bertahun-tahun tidak diperbaiki. Hal ini tentu mengurangi kenyamanan hidup di sana.
Selain itu kadang di perumahan subsidi tidak ada jalur PDAM jadinya harus bor sumur lagi dengan biaya yang lumayan mahal.
4. Biaya Iuran
Perumahan subsidi biasa dikelola masyarakat jadi iuran pun dirmebugkan dengan semua warga dan biasanya tidak mahal. Kalau perumahan komersil biaya iuran lebih tinggi karena fasilitasnya pun lebih banyak misalknya ada security, truk pengangkut sampah dan lainnya.
Sementara itu di perumahan subsidi sering dijumpai preman yang memungut uang jika kita mau renov rumah. Saya sering mendengar hal itu dari kerabat yang mengambil rumah subsidi. Tentu hal ini menjengkelkan konsumen. Di perumahan komersil, hal itu tidak dijumpai.
5. Angsuran KPR
Rumah subsidi memiliki angsuran KPR flat sementara rumah komersil bisa flat dan bisa floating tergantung kesepakatan konsumen. Selain itu angsuran KPR rumah subsidi jauh lebih rendah dibandingkan rumah komersil.
6. Komponen Rumah
Mengambil rumah subsidi sama dengan membeli tanah, karena dilihat secara fisik rumah masih 75%. Rumah subsidi tidak adak dapur, pagar, septik tank kecil, carport dan kanopi. Alhasil konsumen harus menyiapkan dana tambahan untuk renov di awal.
Sementara itu rumah komersil masih lumayan karena beberapa developer sudah menyiapkan carpot, kanopi sampai dapur. Ada beberapa yang dapurnya masih belum memiliki plafon atap jadi mesti renov sedikit.
Itulah sedikit review perbedaan kondisi perumahan subsidi dengan perumahan komersil. Semoga bermanfaat.
Bagi yang sedang mencari rumah impian anda di sekitaran Jakarta maka tak ada salahnya untuk survey ke Grand Nusa Indah Cileungsi. Cek mapnya di bawah ini. Info lebih lanjut bisa kontak saya di nomor 08977703302.