Gelombang gempa akan tercatat dalam seismograf dalam bentuk grafik. Perbedaan selang waktu antara gelombang sekunder dan gelombang primer dapat dijadikan dasar untuk menentukan letak episentrum gempa dari pos pengamatan.
Rumus untuk menentukan jarak episentrum gempa dengan teknik ini dikenal dengan rumus Laska. Untuk menentukan lokasi episentrum gempa diperlukan minimal 3 hasil pencatatan dari pos pengamatan gempa.
∆ = {(S - P) - 1’} x 1.000 km
Keterangan:
∆ = Jarak Episentrum
S = Waktu terjadinya gelombang sekunder
P = Waktu terjadinya gelombang primer
1’ = 1 menit
Contoh menentukan episentrum gempa:
1. Pada peristiwa gempa di Yogyakarta tahun 2010, seismograf mencatat gelombang primer terjadi pukul 10.05 dan gelombang sekunder tercatat pukul 10.08. Berapakah jarak episentrum gempa dari stasiun pemantau?
2. Hitunglah episentrum gempa dari masing-masing stasiun pencatat gempa berikut:
Stasiun A
• Gelombang P pertama tercatat pukul 2:28.25
• Gelombang S pertama tercatat pukul 2:30.40
Stasiun B
• Gelombang P pertama tercatat pukul 2:30.15
• Gelombang S pertama tercatat pukul 2:33.45
Jawab:
Soal 1.
Diketahui S = 10.08 P = 10.05
∆ = {(S - P) - 1’} x 1.000 km
{(10.08- 10.05) - 1’} x 1.000 km
{(3’ - 1’} x 1.000 km
= 2.000 km dari Yogyakarta
Soal 2.
Episentrum A
{(2.30’40’’- 2.28’25”) - 1’} x 1.000 km
= (2’15” – 1) x 1.000 km
= (1’15” x 1.000) (karena 1’=60 detik) maka
= (1 x 1.000) + (15/60 x 1.000)
= 1.250 km dari stasiun A
Episentrum B
{(2.33’45’’- 2.30’15”) - 1’} x 1.000 km
= (3’30” – 1) x 1.000 km
= (2’30” x 1.000) (karena 1’=60 detik) maka
= (2 x 1.000) + (30/60 x 1.000)
= 2.500 km dari stasiun B