Kunci Jawaban Evaluasi Erlangga Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2 Halaman 119 - Guru Geografi
News Update
Loading...

Kamis, Desember 8

Kunci Jawaban Evaluasi Erlangga Sejarah Indonesia Kelas 11 Bab 2 Halaman 119


Di postingan ini saya bagikan contoh kunci jawaban evaluasi buku paket erlangga sejarah Indonesia bab 2 perlawanan bangsa Indonesia terhadap bangsa barat hingga awal abad 20.

Bangsa barat mulai mengkoloni Indonesia sejak abad ke 17 dimulai dari masuknya Portugis kemudian disusul Spanyol dan Belanda.

Kebijakan bangsa barat dengan melakukan kolonialisme dan imperialisme di wilayah nusantara membuat kerajaan-kerajaan lokal masa itu melakukan perlawanan bersama rakyat.

Perlawanan yang dilakukan pada masa tersebut masih bersifat fisik dan belum tertuju pada satu visi Indonesia merdeka, melainkan mempertahankan kekuasaan kerajaan lokal.

Para raja-raja dan tokoh kharismatik di berbagai wilayah nusantara dengan strategi masing-masing mencoba mengusir penjajah dari tanah leluhurnya.

1. PILIHAN GANDA
1.d 2.b 3.a 4.b 5.e 6.d 7.d 8.1) dan 3) 9.b 10.c 11.e 12.b 13.e 14.d 15.a 16.a 17.d 18.d 19.e 20.e 21.c 22.c 23.d 24.d 25.b 26.c 27.d 28.d 29.e 30.b 31.c 32.d 33.b 34.d 35.b 36.e 37.b 38.a 39.c 40.a

II. SEBAB AKIBAT
1.D 2.B 3.A 4.C 5.A 6.E 7.A 8.D 9.A 10.B

III. ESAI
1. Kebijakan-kebijakan bangsa Eropa yang memicu perlawanan rakyat lokal antara lain monopoli dagang, intervensi internal kerajaan, ekspansi wilayah kekuasaan, arogansi dan kesewenang-wenangan terhadap raja dan rakyat pribumi, diskriminasi kepada rakyat pribumi, penderitaan tanam paksa, adanya penyebaran agama katolik dan kristen, politik adu domba.
 
2. Ciri-ciri perlawanan rakyat lokal sebelum 1908 adalah bersifat lokal, dipimpin oleh kaum pemimpin kharismatik, mengandalkan senjata lokal, mudah dipecah-belah.

3. Benteng Stelsel adalah taktik yang dibuat oleh Belanda untuk mempersempit daerah lawan dengan cara membangun benteng di setap sudut kota yang telah mereka kuasai. Orang yang menciptakan strategi Benteng Stelsel adalah Jenderal de Kock.

4. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan Kesultanan Makassar menjadi besar: letaknya strategis, Memiliki Pelabuhan yang baik, jatuhnya Malaka pada tahun 1511 ke tangan Portugis yang menyebabkan pedagang Islam pindah ke Makassar.

5. Sebab umum dan khusus terjadinya Perang Diponegoro adalah:
a. Sebab umum
- penderitaan rakyat yang berat akibat banyaknya pajak.
- wilayah kerajaan Mataram semakin sempit.
- ulama resah karena peradaban barat yang merusak moral rakyat.
- bangsawan kecewa karena tidak dapat menyewakan tanah.
- Belanda ikut campur internal kerajaan.
b. Sebab khusus
rencana pembuatan jalan melewati tanah makam leluhur Diponegoro tanpa persetujuan ijin langsung kepada yang bersangkutan.

6. Karena pada saat itu kaum adat masih ingin memelihara tradisi Minang namun kaum ulama Padri ingin masyarakat Minang menganut ajaran Islam Murni Wahabbi dari Mekkah. Kebiasaan atau adat Minang yang masih bertentangan dengan syariat Islam murni adalah judi, sabung ayam, hukum garis keturunan ibu, candu, miras, tembakau, sirih-pinang, dan longgarnya kewajiban ritual formal ajaran Islam.

7. Divide et impera merupakan kombinasi strategi orang belanda dalam hal politik, militer, dan ekonomi yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah ditaklukkan.

8. Pasukan Aceh sangat  mempersatukan kekuatan mereka dengan semaksimal mungkin dalam melawan Belanda. Mereka memiliki pemimpin kuat, kharismatik yang mampu menjadi pemimpin rakyat sejati. Selain itu, rakyat Aceh juga tidak mudah terbuai dengan adu domba yang dilakukan Belanda. Oleh sebab itu, Aceh menjadi wilayah yang sangat sulit ditaklukkan oleh Belanda.

9. Sifat perlawanan raja dan rakyat terhadap penjajah VOC masih bersifat kedaerahan, sporadis tanpa ada visi satu merdeka. Mereka hanya mempertahankan teritorial wilayah kerajaan masing-masing.

10. Pengaruh kolonialisme di bidang sosial hingga kini adalah makin berkuasanya kaum kapitalis pemilik modal dan semakin merana kaum pribumi jelata. Sementara di bidang budaya, kolonialisme telah mempengaruhi gaya bahasa, berpakaian, makanan, hingga hilangnya tradisi lokal.
Baca Juga
Post ADS 1

Yuk Sebarkan Artikel Ini

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close