Delta adalah salah satu bentuk lahan yang memiliki sejarah yang panjang dalam peradaban manusia dan banyak manfaat. Sejak awal peradaban, manusia telah menetap di sepanjang sungai dan delta yang terbentuk.
Sedimen yang terbawa dan diendapkan oleh sungai besar yang mengalir menciptakan daerah yang kaya nutrisi dan ideal untuk pertanian dan perikanan. Jadi, apa itu delta sungai dan mengapa menarik banyak pemukiman di sekitarnya?
Bentuk lahan delta adalah sebuah fenomena sedimentasi yang biasanya terjadi di muara sungai. Menurut definisinya, muara sungai adalah tempat sungai mengalir ke badan air seperti danau, samudra atau laut, yang menyebabkan berkurangnya kemampuan sungai untuk mengangkut sedimen lebih jauh.
Delta dapat membentang ke laut dan membentang ratusan sejauh kilometer. Delta terdiri dari berbagai materi aluvial kasar hingga halus dan dicirikan oleh jaringan distribusi berselang-seling yang canggih. Agar delta terbentuk, laju pengendapan harus melebihi laju pemindahan sedimen.
Proses Terbentuknya Delta Sungai
Pembentukan delta harus dimulai dengan adanya aliran sungai. Setiap sungai di permukaan bumi mengalir dari sumbernya ke muaranya di bawah gaya gravitasi alami. Saat sungai memasuki laut atau samudera, dan arus tidak lagi terbatas pada saluran, maka ia terbuka, kehilangan momentum, dan akhirnya berhenti. Pengurangan kecepatan arus membuat sungai tidak mampu mengangkut sedimen lebih jauh.
Pengendapan sedimen terjadi pada saat akhir di muara. Sementara pengendapan sedimen terjadi, serangkaian saluran kecil yang dikenal sebagai saluran distribusi berkembang, memicu pembangunan bertahap dari garis pantai.
Bentuk lahan yang tercipta dikenal sebagai delta. Ketika sungai yang mengangkut sedimen lebih kecil, dan arusnya lebih lemah, gerakan maju sungai dapat berhenti seketika saat mencapai laut atau samudra.
Jika sungai mengalir di daerah dengan gelombang yang kuat, tidak akan ada delta yang berkembang. Sungai yang lebih besar, di sisi lain, selalu memiliki arus untuk beberapa jarak ke tujuan akhir, yang mengakibatkan terciptanya delta yang masif.
Saat sungai yang mengalir mencapai tujuan akhirnya (danau, laut atau laut), pengendapan sedimen terjadi sesuai dengan ukuran butirannya. Yang pertama diendapkan adalah pasir, yang merupakan sedimen paling kasar. Karena pasir adalah yang paling kasar, ia diendapkan di dekat muara sungai. Sedimen yang lebih halus (lanau, pasir halus, dan lempung) diendapkan berikutnya. Hasilnya adalah serangkaian lapisan unik yang disebut topset, foreset, dan bottomset.
Seperti namanya, topsets adalah lapisan paling atas. Formasi ini terdiri dari sedimen paling kasar yang membentuk bagian delta di atas permukaan laut.
Foreset meliputi pasir halus, yang akhirnya berujung pada lanau dan tanah liat yang terakumulasi berlapis-lapis miring ke arah laut atau samudra.
Bottomsets terdiri dari partikel tanah liat yang diangkut lebih jauh ke laut di mana mereka membentuk lapisan horizontal. Serangkaian pengendapan ini terjadi secara lateral dengan jarak yang semakin jauh dari garis pantai, delta semakin jauh ke laut atau samudra. Saat delta tumbuh lebih jauh ke laut, bagian bawahnya ditutupi oleh set foreset baru. Hutan kemudian ditutupi oleh kumpulan topset baru saat sedimen terakumulasi, dan siklus berlanjut.
Hasil dari urutan di atas adalah fitur unik dari endapan delta. Seluruh rangkaian topset, foreset, dan bottomset menawarkan representasi akurat dari sistem delta. Delta laut besar biasanya jauh lebih canggih, tergantung pada apakah aksi gelombang, pasang surut, atau sungai itu sendiri yang memainkan peran paling signifikan di mana delta didominasi oleh aliran, urutan pengendapan tetap kuat, dan saluran distribusi berkembang lebih jauh ke laut. Jenis delta ini disebut sebagai delta kaki burung karena tampilan rangkaian saluran yang membentang ke laut.
Di Indonesia delta sungai paling terkenal diantaranya Delta Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.