Gunungapi adalah salah satu fenomena alam yang memiliki ancaman bahaya bagi kehidupan. Bahaya Erupsi Gunungapi adalah bahaya yang ditimbulkan oleh letusan/kegiatan gunungapi, berupa benda padat, cair dan gas serta campuran diantaranya yang mengancam atau cenderung merusak dan menimbulkan korban jiwa serta kerugian harta benda dalam tatanan (lingkungan) kehidupan manusia.
Indonesia memiliki ratusan gunung api aktif di sepanjang batas subduksi lempeng seperti Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku. Gunungapi tersebut terbagi menjadi tipe A, B, C menurut sejarah letusannya.
Dampak letusan gunungapi terhadap lingkungan:
Dampak Negatif:
Bahaya langsung, terjadi pada saat letusan (lava, awan panas, jatuhan piroklastik/bom, lahar letusan dan gas beracun).
Bahaya tidak langsung, terjadi setelah letusan (lahar hujan, kelaparan akibat rusaknya lahan pertanian/perkebunan/ perikanan), kepanikan, pencemaran udara/air oleh gas racun: gigi kuning/ keropos, endemi gondok, kecebolan dan sebagainya.
Dampak Positif :
Bahan galian: seperti batu dan pasir bahan bangunan, peralatan rumah tangga,patung, dan lain lain.
Mineral : belerang, gipsum,zeolit dan juga mas (epitermal gold).
Energi panas bumi: listrik, pemanas ruangan, agribisnis
Mataair panas : pengobatan/terapi kesehatan.
Daerah wisata: keindahan alam
Lahan yang subur: pertanian dan perkebunan
Sumberdaya air: air minum, pertanian/peternakan, irigasi dan lainnya.
Berikut ini jenis-jenis bahaya gunung api
1. Awan panas
Awan Panas : Kecepatan sekitar 60 – 145 km/jam, suhu tinggi sekitar 2000 – 800oC, jarak dapat mencapai 10 km atau lebih dari pusat erupsi, sehingga dapat menghancurkan bangunan, menumbangkan pohon-pohon besar (pohon-pohon dapat tercabut dengan akarnya atau dapat terpotong pangkalnya).
Awan panas “Block and Ash Flow” arahnya mengikuti lembah; sedangkan awan panas “Surge” pelamparannya lebih luas dapat menutupi morfologi yang ada di lereng gunungapi sehingga daerah yang rusak/hancur lebih luas.
2. Guguran Longsoran Lava
Guguran atau longsoran lava pijar pada erupsi efusif, sumbernya berasal dari kubah lava atau aliran lava. Longsoran kubah lava dapat mencapai jutaan meter kubik sehingga dapat menimbulkan bahaya. Guguran kubah lava dapat membentuk awan panas.
Contoh : G. Merapi – Jawa Tengah, G. Semeru – Jawa Timur. Jatuhan Piroklastik; Lemparan Bom yang di sebabkan oleh erupsi eksplosif dapat merusak/menghancurkan, menimbulkan korban manusia, menimbulkan kebakaran (hutan atau bangunan).
Guguran abu piroklastik |
3. Lontaran Batuan Pijar
Pecahan batuan gunungapi, berupa bom atau bongkah batu gunungapi yang dilontarkan saat gunungapi meletus. Dapat menyebar kesegala arah. Dapat menyebabkan kebakaran hutan, bangunan dan kematian manusia, termasuk hewan.
4. Hujan Abu
Hujan material jatuhan yang terdiri dari material lepas berukuran butir lempung sampai pasir. Dapat menyebabkan kerusakan hutan dan lahan pertanian. Dapat meninggikan keasaman air. Dapat menyebabkan sakit mata dan saluran pernapasan. Pada saat hujan abu sebaiknya orang berlindung dibawah bangunan yang kuat serta memakai kacamata dan masker. Atap bangunan yang tertutup endapan abu harus segera dibersihkan.
5. Aliran Lava
Karena suhunya yang tinggi (700⁰C), volume lava yang besar, berat, sehingga aliran lava mempunyai daya perusak yang besar, dapat menghancurkan dan membakar apa yang dilaluinya.
Aliran lava |
6. Lahar.
Kecepatan aliran lava sangat lamban antara 5–300 meter/hari, Kecepatannya tergantung dari viskositas dan kemiringan lereng. Manusia dapat menghindar untuk menyelamatkan diri. Lahar dapat dibedakan menjadi 2 jenis, lahar letusan dan lahar hujan.
Lahar letusan : Lahar ini terjadi akibat letusan eksplosif pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Luas daerah yang dilanda oleh lahar letusan tergantung kepada volum air di dalam kawah dan kondisi morfologi di sekitar kawah. Makin besar volum air di dalam kawah dan makin luas dataran daerah sekitarnya, maka makin jauh dan makin luas pula penyebaran laharnya.
Lahar hujan : Lahar hujan : lahar yang terbentuk akibat hujan. Bisa terjadi segera setelah gunungapi meletus atau setelah lama meletus. Faktor yang menentukan besar kecilnya lahar hujan adalah volume air hujan (curah hujan) yang turun diatas daerah endapan abu gunungapi dan volume endapan gunungapi yang mengandung abu sebagai sumber material pembentuk lahar. Di G. Merapi, curah hujan 70 mm/jam selama 3 jam mengakibatkan terjadinya lahar. Contoh lahar hujan yang terkenal adalah: G. Semeru, G. Merapi, G. Agung, juga G. Galunggung.
Aliran lahar gunung api |