Hai para pejuang OSN Geografi, kita lanjut lagi ya bahas kunci jawaban OSK Geografi 2018 nomor 11-15. Masih tetap semangat kan?.
Jangan lupa untuk selalu pantengin blog ini dan share postingannya ke teman-teman lain di grup medsos kamu. Semoga pembahasan di blog ini bisa membantu kamu belajar menguasai soal OSN Geografi.
Materi soal kali ini seputar manajemen dan mitigasi kebencanaan ya gaes!.
11. Kegiatan pengurangan risiko lebih ditekankan pada pembentukan perilaku masyarakat yang adaptif terhadap ancaman/bahaya yang ada, karena:
a. membutuhkan waktu singkat
b. biaya yang lebih murah
c. bahaya tidak dapat dihilangkan
d. lebih mudah dilaksanakan
e. masyarakat tidak mau pindah
12. Kegiatan tanggap darurat bencana gempa bumi yang mencakup daerah cukup luas seringkali menimbulkan permasalahan akibat tidak meratanya bantuan, karena:
a. aksesibilitas wilayah terpencil
b. perbedaan kebutuhan hidup
c. perbedaan intensitas kejadian
d. relawan kurang terkoordinasi
e. bentuk bantuan beragam
13. Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca kejadian bencana longsor seringkali tidak efisien dilakukan di daerah bekas landaan, karena:
a. tanahnya menjadi gembur
b. masyarakat mengalami trauma
c. keterbatasan sumberdaya lokal
d. ancaman longsor masih ada
e. tidak sesuai dengan kearifan lokal
14. Relokasi kawasan permukiman yang terlanda erupsi gunungapi tidak dapat dilakukan terlalu jauh dari kawasan asal, karena:
a. perbedaan kondisi lingkungan
b. keterikatan emosi perlu dijaga
c. potensi konflik masyarakat adat
d. susah dalam beradaptasi
e. adanya ancaman bencana baru
15. Alokasi ruang pembangunan berbasis pengurangan risiko bencana adalah tahapan pertama dalam pengelolaan bencana yang berbasis pemahaman geografis, karena:
a. kesepakatan berdasarkan kepentingan
b. berlandaskan prinsip keterwakilan daerah
c. mempertimbangankan factor fisik dan sosial
d. memilih lokasi dengan ancaman rendah
e. sesuai dengan amanat undang-undang
Kunci Jawaban
11. Setiap daerah atau wilayah pada dasarnya memiliki potensi bencana masing-masing. Jadi tidak ada daerah yang bebas bencana sepenuhnya. Pengurangan risiko bencana (PRB) atau disaster risk reduction (DRR) adalah pendekatan untuk mengindentifikasi, mengevaluasi, dan mengurangi risiko yang diakibatkan oleh bencana. Praktiknya adalah dengan melakukan upaya-upaya sistematis dalam menganalisis dan mengelola faktor-faktor penyebab bencana. Dengan begitu kerugian materil maupun moril bisa diminimalisir sekecil mungkin.
12. Saat tanggap darurat biasanya sering muncul relawan-relawan yang mencoba membantu dalam kegiatan evakuasi, pembuatan tenda darurat, logistik dan lainnya. Namun seringkali koordinasi antar relawan ini kurang baik sehingga distribusi bantuan tidak merata. Dengan cakupan luas area terdampak gempa yang besar maka kesalahan koordinasi akan berdampak pada ketidakmerataan bantuan logistik korban.
13. Kegiatan rehabilitasi atau rekonstruksi dilakukan setelah bencana terjadi. Pada daerah longsor, kegiatan ini seringkali tidak efisien karena potensi longsor masih ada. Lebih baik penduduk direlokasi ke daerah yang lebih aman dibandingkan merekonstruksi di daerah yang sama.
14. Masyarakat sekitar lereng gunung api sudah memiliki ikatan, ketergantungan terhadap kondisi geografis, tanah yang mereka tempati. Jadi jika direlokasi harus tidak boleh terlalu jauh dari lokasi awal karena akan mengalami perbedaan karakteristik lingkungan sehingga mereka kesulitan beradaptasi dan mencari mata pencaharian baru.
 |
| Desa yang hancur di kaki lereng Sinabung |
15. Dengan membuat zonasi daerah rawan bencana dari level hijau sampai merah diharapkan akan mengurangi ancaman bencana karena masyarakat akan tahu mana daerah yang memiliki potensi besar bencana dan mana yang tidak. Sehingga kegiatan pembangunan akan difokuskan di daerah yang memiliki level bahaya paling kecil.
Lanjut: Soal Nomor 16-20
