Mendambakan hunian yang nyaman tentu adalah keinginan semua keluarga di Indonesia. Saat ini pertumbuhan manusia sangat pesat dan area pemukiman semakin padat.
Lantas para pengembang perumahan khususnya rumah subsidi atau murah kini mulai kesulitan mencari lahan garapan baru. Harga tanah semakin melangit ditambah harga bahan baku mengalami inflasi juga.
Salah satu faktor penting dalam memilih lokasi perumahan selain harga murah adalah wilayahnya bebas banjir sehingga nyaman ditinggali.
Percuma jika beli rumah tapi saat musim penghujan kebanjiran, tak ada gunanya. Ujung-ujungnya rumah akan dijual kembali dengan harga murah dan mungkin sulit terjual.
Nah kali ini saya berikan sedikit penjelasan geografis tentang seperti apa ciri-ciri perumahan yang terancam banjir saat musim penghujan. Anda jangan tertipu saat datang di musim kemarau cek lokasi, kemudian lihat perumahan terasa aman-aman saja.
Banjir dipengaruhi faktor eksternal dan internal, jadi sedikit pengetahuan berikut mungkin bisa membantu anda dalam memilih rumah agar tidak menyesal kemudian. Semoga bermanfaat.
1. Daerah Cekungan
Daerah cekungan biasanya memiliki kondisi geografi diantara bukit, sungai atau lembah. Perumahan yang berlokasi pada daerah seperti ini sangat rawan banjir dan longsor tentunya.
Aliran air saat musim hujan pasti menuruni lereng dan menuju ke daerah cekungan yang lebih landai. Sifat air memang seperti itu mengikuti gravitasi mencari daerah rendah hingga mencapai kesetimbangan normal.
Pastikan anda melihat sekeliling apakah rumah yang akan anda beli berlokasi pada morfologi cekungan atau bukan sebelum anda menyesal. Cek saat musim hujan tiba.
2. Dibelakang Sungai
Beberapa perumahan langganan banjir di ibukota pasti berada di belakang sungai. Sungai memiliki kapasitas volume tertentu. Saat curah hujan tinggi ditambah sedimentasi sungai yang masif maka daya tampung air akan menurun sehingga air akan naik dan sampai ke pemukiman.
Tak jarang meski sudah dipasang tanggul beton, kekuatan air saat puncak musim hujan begitu luar biasa sampai jebol dan mengalirkan air ke perumahan.
3. Berada di Bawah Lereng Bukit
Saat ini para developer perumahan banyak mencari tanah murah seperti di daerah bukit untuk membangun perumahan. Mereka meratakan bukit kemudian disulap jadi pemukiman.
Perumahan yang berada tepat di bawah lereng atau bukit sangat berbahaya karena rawan banjir bandang khususnya dan longsor dari arah hulu. Sudah banyak pemukiman penduduk yang lenyap karena banjir bandang dan longsor. Ini karena para pengembang meremehkan faktor geografis dalam pemilihan lokasi permukahan.
4. Rawa
Daerah rawa pada dasarnya adalah daerah yang selalu digenangi air dan berlokasi di dataran rendah. Banyak perumahan sekarang yang mengurug rawa lalu membangun pemukiman diatasnya.
Akan tetapi rawa tetaplah rawa, meskipun diurug jika batas ketinggiannya sama dengan level permukaan air rawa sebelumnya maka banjir selalu terjadi saat musim penghujan.
Daerah rawa memang murah untuk dibeli pengembang namun tetap saat jadi perumahan akan menjadi masalah jika tidak dibangun secara baik. Coba saja lihat perumahan yang dulunya rawa pasti banjir saat musim hujan tiba.
5. Minim Drainase
Faktor internal penting lain yang membuat perumahan selalu banjir adalah drainase yang buruk. Banyak pengembang mengabaikan hal ini karena dianggap menambah cost pembangunan. Padahal drainase yang baik dapat mengurangi potensi banjir.
Drainase di kita kadang kecil, sempit dan alurnya asal-asalan sehingga aliran run off tetap terjadi saat penghujan tiba. Saat ada kiriman air dari hulu, sistem drainase bertugas mengalirkan air agar tidak meluap ke permukaan.
6. Minim Vegetasi
Vegetasi atau tumbuhan adalah salah satu komponen penyerap air/infiltrasi yang baik saat hujan. Perumahan yang gersang, tidak ada tetumbuhan maka akan sangat rawan banjir karena kurangnya daerah resapan air.
Itulah beberapa kondisi geografi sebuah pemukiman yang rawan banjir. Sangat sederhana sekali bukan mengenalinya?. Pastikan cerdas dan cermat sebelum membeli rumah agar keselamatan dan kenyamanan tetap terjaga.
Lantas para pengembang perumahan khususnya rumah subsidi atau murah kini mulai kesulitan mencari lahan garapan baru. Harga tanah semakin melangit ditambah harga bahan baku mengalami inflasi juga.
Salah satu faktor penting dalam memilih lokasi perumahan selain harga murah adalah wilayahnya bebas banjir sehingga nyaman ditinggali.
Percuma jika beli rumah tapi saat musim penghujan kebanjiran, tak ada gunanya. Ujung-ujungnya rumah akan dijual kembali dengan harga murah dan mungkin sulit terjual.
Nah kali ini saya berikan sedikit penjelasan geografis tentang seperti apa ciri-ciri perumahan yang terancam banjir saat musim penghujan. Anda jangan tertipu saat datang di musim kemarau cek lokasi, kemudian lihat perumahan terasa aman-aman saja.
Banjir dipengaruhi faktor eksternal dan internal, jadi sedikit pengetahuan berikut mungkin bisa membantu anda dalam memilih rumah agar tidak menyesal kemudian. Semoga bermanfaat.
1. Daerah Cekungan
Daerah cekungan biasanya memiliki kondisi geografi diantara bukit, sungai atau lembah. Perumahan yang berlokasi pada daerah seperti ini sangat rawan banjir dan longsor tentunya.
Aliran air saat musim hujan pasti menuruni lereng dan menuju ke daerah cekungan yang lebih landai. Sifat air memang seperti itu mengikuti gravitasi mencari daerah rendah hingga mencapai kesetimbangan normal.
Pastikan anda melihat sekeliling apakah rumah yang akan anda beli berlokasi pada morfologi cekungan atau bukan sebelum anda menyesal. Cek saat musim hujan tiba.
2. Dibelakang Sungai
Beberapa perumahan langganan banjir di ibukota pasti berada di belakang sungai. Sungai memiliki kapasitas volume tertentu. Saat curah hujan tinggi ditambah sedimentasi sungai yang masif maka daya tampung air akan menurun sehingga air akan naik dan sampai ke pemukiman.
Tak jarang meski sudah dipasang tanggul beton, kekuatan air saat puncak musim hujan begitu luar biasa sampai jebol dan mengalirkan air ke perumahan.
Perumahan banjir saat musim hujan |
Saat ini para developer perumahan banyak mencari tanah murah seperti di daerah bukit untuk membangun perumahan. Mereka meratakan bukit kemudian disulap jadi pemukiman.
Perumahan yang berada tepat di bawah lereng atau bukit sangat berbahaya karena rawan banjir bandang khususnya dan longsor dari arah hulu. Sudah banyak pemukiman penduduk yang lenyap karena banjir bandang dan longsor. Ini karena para pengembang meremehkan faktor geografis dalam pemilihan lokasi permukahan.
4. Rawa
Daerah rawa pada dasarnya adalah daerah yang selalu digenangi air dan berlokasi di dataran rendah. Banyak perumahan sekarang yang mengurug rawa lalu membangun pemukiman diatasnya.
Akan tetapi rawa tetaplah rawa, meskipun diurug jika batas ketinggiannya sama dengan level permukaan air rawa sebelumnya maka banjir selalu terjadi saat musim penghujan.
Daerah rawa memang murah untuk dibeli pengembang namun tetap saat jadi perumahan akan menjadi masalah jika tidak dibangun secara baik. Coba saja lihat perumahan yang dulunya rawa pasti banjir saat musim hujan tiba.
5. Minim Drainase
Faktor internal penting lain yang membuat perumahan selalu banjir adalah drainase yang buruk. Banyak pengembang mengabaikan hal ini karena dianggap menambah cost pembangunan. Padahal drainase yang baik dapat mengurangi potensi banjir.
Drainase di kita kadang kecil, sempit dan alurnya asal-asalan sehingga aliran run off tetap terjadi saat penghujan tiba. Saat ada kiriman air dari hulu, sistem drainase bertugas mengalirkan air agar tidak meluap ke permukaan.
6. Minim Vegetasi
Vegetasi atau tumbuhan adalah salah satu komponen penyerap air/infiltrasi yang baik saat hujan. Perumahan yang gersang, tidak ada tetumbuhan maka akan sangat rawan banjir karena kurangnya daerah resapan air.
Itulah beberapa kondisi geografi sebuah pemukiman yang rawan banjir. Sangat sederhana sekali bukan mengenalinya?. Pastikan cerdas dan cermat sebelum membeli rumah agar keselamatan dan kenyamanan tetap terjaga.