Magma adalah komponen utama pembentuk kerak bumi karena mayoritas batuan berasal dari bahan ini.
Magma adalah larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat mobile,
bersuhu antara 900-1200 derajat celcius atau lebih, dan berasal dari kerak bumi bagian bawah atau selubung mantel bagian atas.
Dari penelitian sampel-sampel pada batuan beku diketahui komposisi kimia magma adalah sebagai berikut :
1. Senyawa yang bersifat non-volatile dan merupakan senyawa oksida, jumlahnya sekitar 99% dari isi magma, sehingga merupakan major element, terdiri dari SiO₂ , Al₂O₃ , Fe₂O₃, FeO, MnO, CaO, Na₂O, K₂O, TiO₂, P₂O₅.
2. Senyawa volatile yang banyak mempengaruhi sifat fisik magma, terdiri dari fraksi fraksi gas metana, karbon dioksida dan lainnya.
3. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak dan merupakan minor element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S, dan Pb.
Jenis Jenis Magma
Menurut Dally (1933) ada 2 jenis magma yaitu :
1. Magma Primer
Magma primer adalah yang terbentuk langsung dari lelehan bahan kerak, atau biasanya disebut dengan magma basaltis. Dengan ciri utama magma jenis ini yaitu viskositas rendah (encer), kadar logam tinggi, dan banyak kandungan volatil.
2. Magma Sekunder
Magma sekunder adalah yang sudah mengalami perubahan komposisi kimia akibat berbagai proses, dengan kandungan yang cenderung lebih asam, viskositas tinggi, dan mempunyai kadar silika yang relatif lebih besar.
Proses Evolusi Magma
Magma bisa berubah melalui 3 cara :
1. Proses Anateksis (Peleburan)
sesuai dengan nama prosesnya (anateksis) artinya magma yang dihasilkan berasal dari peleburan bahan kerak di bawah permukaan bumi, proses ini berasosiasi dengan subduksi, lempeng samudera mengandung banyak mineral hidrous yang membuat lempeng ini mengalami peleburan basah (wet melting) pada zona zona subduksi dan menghasilkan magma yang lazim disebut sebagai magma primer.
2. Proses Sintesis
Untuk magma jenis ini dihasilkan ketika magma berasimilasi dengan batuan samping, sehingga merubah komposisi kimia magma dan membentuk magma baru, tetapi proses ini hanya akan berpengaruh secara signifikan jika massa batuan yang terlelehkan cukup besar, dan biasanya akan efektif jika magma berkomposisi lebih basa dan batuan lebih asam.
3. Proses Hibridasi
Ketika magma bergerak ke atas ( karena gaya buoy) terkadang bisa “bertemu” dengan magma jenis lain, saat 2 jenis magma yang berbeda komposisi ini bercampur, akan dihasilkan magma baru dengan komposisi kimia yang berbeda dari magma awal. Dan proses ini disebut hibridasi (pencampuran).
Sumber: Disktat OSN Kebumian
Magma adalah larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah bersifat mobile,
bersuhu antara 900-1200 derajat celcius atau lebih, dan berasal dari kerak bumi bagian bawah atau selubung mantel bagian atas.
Dari penelitian sampel-sampel pada batuan beku diketahui komposisi kimia magma adalah sebagai berikut :
1. Senyawa yang bersifat non-volatile dan merupakan senyawa oksida, jumlahnya sekitar 99% dari isi magma, sehingga merupakan major element, terdiri dari SiO₂ , Al₂O₃ , Fe₂O₃, FeO, MnO, CaO, Na₂O, K₂O, TiO₂, P₂O₅.
2. Senyawa volatile yang banyak mempengaruhi sifat fisik magma, terdiri dari fraksi fraksi gas metana, karbon dioksida dan lainnya.
3. Unsur-unsur lain yang disebut unsur jejak dan merupakan minor element seperti Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S, dan Pb.
Jenis Jenis Magma
Magma kental |
1. Magma Primer
Magma primer adalah yang terbentuk langsung dari lelehan bahan kerak, atau biasanya disebut dengan magma basaltis. Dengan ciri utama magma jenis ini yaitu viskositas rendah (encer), kadar logam tinggi, dan banyak kandungan volatil.
2. Magma Sekunder
Magma sekunder adalah yang sudah mengalami perubahan komposisi kimia akibat berbagai proses, dengan kandungan yang cenderung lebih asam, viskositas tinggi, dan mempunyai kadar silika yang relatif lebih besar.
Proses Evolusi Magma
Magma bisa berubah melalui 3 cara :
1. Proses Anateksis (Peleburan)
sesuai dengan nama prosesnya (anateksis) artinya magma yang dihasilkan berasal dari peleburan bahan kerak di bawah permukaan bumi, proses ini berasosiasi dengan subduksi, lempeng samudera mengandung banyak mineral hidrous yang membuat lempeng ini mengalami peleburan basah (wet melting) pada zona zona subduksi dan menghasilkan magma yang lazim disebut sebagai magma primer.
2. Proses Sintesis
Untuk magma jenis ini dihasilkan ketika magma berasimilasi dengan batuan samping, sehingga merubah komposisi kimia magma dan membentuk magma baru, tetapi proses ini hanya akan berpengaruh secara signifikan jika massa batuan yang terlelehkan cukup besar, dan biasanya akan efektif jika magma berkomposisi lebih basa dan batuan lebih asam.
3. Proses Hibridasi
Ketika magma bergerak ke atas ( karena gaya buoy) terkadang bisa “bertemu” dengan magma jenis lain, saat 2 jenis magma yang berbeda komposisi ini bercampur, akan dihasilkan magma baru dengan komposisi kimia yang berbeda dari magma awal. Dan proses ini disebut hibridasi (pencampuran).
Sumber: Disktat OSN Kebumian