Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki peradaban yang tinggi sejak dahulu. Buktinya adalah dengan banyaknya ditemukan fosil-fosil manusia purba prasejarah di beberapa wilayah.
Dari hasil penggalian sejak era kolonial ditemukan fosil tengkorak manusia serta peralatan yang digunakan di masa lalu.
Dari hasil penggalian sejak era kolonial ditemukan fosil tengkorak manusia serta peralatan yang digunakan di masa lalu.
1. Pithecanthropus erectus
Manusia purba ini lebih sering disebut Homo erectus guys. Ia adalah jenis manusia pra sejarah yang hidup di pulau Jawa. Manusia purba ini diduga hidup 1,5 juta tahun lalu, wow lama juga ya.
Fosilnya ditemukan Eugene Dubois pada tahun 1890 di daerah Trinil sebuah desa di Bengawan Solo dekat Ngawi Jawa Timur.
Fosilnya ditemukan Eugene Dubois pada tahun 1890 di daerah Trinil sebuah desa di Bengawan Solo dekat Ngawi Jawa Timur.
Dubois menempatkan PE ini diantara manusia dan kera. Dia berjalan dengan tegak atau erectus. Maka dinamakan Pithecanthropus erectus atau manusia kera berjalan tegak.
Jika mahluk ini kera maka akan lebih unggul tingkatanya dari jenis kera manapun sementara jika ada pendapat bahwa mahluk ini manusia harus diakui bahwa tingkatannya lebih rendah dari manusia (Homo sapiens) mana pun juga.
2. Pithecanthropus mojokertensis
Pithecanthropus mojokertensis diduga adalah jenis manusia purba tertua di Pulau Jawa. Dari tahun 1936-1941, von Koenigswald melakukan penelitian di sepanjang lembah kali Solo.
Di tahun 1936 ia menemukan fosil tengkorak anak-anak di dekat Mojokerto sehingga diberi nama Pithecanthropus mojokertensis.
Di tahun 1936 ia menemukan fosil tengkorak anak-anak di dekat Mojokerto sehingga diberi nama Pithecanthropus mojokertensis.
Para ilmuwan awalnya menganggap hasil temuan Dubois bukan masuk garis keturunan manusia. Namun setelah adanya penemuan fosil oleh von Koenigswald dari lapisan Pleistosen bawah maka seluruh ilmuwan mengakui bahwa fosil-fosil yang ditemukan von Koenigswald lebih tua umurnya jika dibandingkan dengan Homo erectus yang ditemukan Dubois.
Fosil manusia purba |
3. Meganthropus paleojavanicus
Von Koenigswald juga melakukan penelitian di tahun 1941 dekat Sangiran sebelah utara Surakarta. Di lokasi ini dia menemukan fosil berupa tulang rahang yang diduga lebih besar dan kuat dari tulang rahang Pithecanthropus.
Fosil temuannya itu lantas dinamai Meganthropus paleojavanicus. Mega berarti besar, paleo berarti tua dan javanicus artinya dari Jawa.
Fosil temuannya itu lantas dinamai Meganthropus paleojavanicus. Mega berarti besar, paleo berarti tua dan javanicus artinya dari Jawa.
4. Homo sapiens
Para arkeolog membagi manusia prasejarah di Indonesia menjadi jenis Pithecanthropus dan Homo. Manusia prasejarah Pithecanthropus dikatakan punya kemiripan dengan kera.
Namun untuk jenis Homo (manusia) mereka dikatakan lebih menyerupai ciri manusia sekarang. Jenis Homo dianggap memiliki kebudayaan yang lebih tinggi sehingga penemuan fosil-fosil manusia prasejarah yang cirinya seperti manusia saat ini dinamakan Homo.
Namun untuk jenis Homo (manusia) mereka dikatakan lebih menyerupai ciri manusia sekarang. Jenis Homo dianggap memiliki kebudayaan yang lebih tinggi sehingga penemuan fosil-fosil manusia prasejarah yang cirinya seperti manusia saat ini dinamakan Homo.
5. Homo soloensis
Pada tahun 1931-1934, di wilayah Lembah Bengawan Solo tepatnya di Desa Ngandong ditemukan fosil yang sudah hancur kebanyakan. Fosil ini ditemukan oleh Ter Haar dam Oppemmoort namun diteliti lebih lanjut oleh von Koenigswald dan Weidenreich.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fosil itu punya tingkatan yang lebih tinggi dari Pithecanthropus erectus, bahkan dapat dikatakan sudah mirip manusia. Maka diberi nama Homo soloensis yang artinya manusia dari Solo.
Homo soloensis tingkat hidupanya lebih maju karena dilihat dari peralatan yang digunakan berasal dari tulang dan handuk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fosil itu punya tingkatan yang lebih tinggi dari Pithecanthropus erectus, bahkan dapat dikatakan sudah mirip manusia. Maka diberi nama Homo soloensis yang artinya manusia dari Solo.
Homo soloensis tingkat hidupanya lebih maju karena dilihat dari peralatan yang digunakan berasal dari tulang dan handuk.
6. Homo wajakensis
Fosil Homo wajaknensis telah ditemukan sejak lama oleh Eugene Dubois pada tahun 1889 di desa Wajak dekat Tulungagung Jawa Timur.
Oleh karena alasan tempat penemuan itulah maka fosil ini dinamakan Homo wajaknensis yang artinya manusia dari Wajak. Tingkatannya pun lebih tinggi dari PE. Mereka juga sudah menggunakan peralatan dari tulang dan tanduk.
Oleh karena alasan tempat penemuan itulah maka fosil ini dinamakan Homo wajaknensis yang artinya manusia dari Wajak. Tingkatannya pun lebih tinggi dari PE. Mereka juga sudah menggunakan peralatan dari tulang dan tanduk.
Tengkorak Homo wajaknensis sangat berlainan dengan tengkorak bangsa Indonesia. Tengkoraknya lebih banyak memiliki persamaan dengan tengkorak penduduk asli Australia. Hal ini membuatnya diklasifikasikan sebagai golongan bangsa Australoid yang nantinya menjadi nenek moyang penduduk Australia.
Gambar: disini