Bumi ni sudah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun lalu, namun bagaimana sebenarnya Tata Surya dan Bumi ini terbentuk.
Ada beragam hipotesa tentang terjadinya bumi dan tata surya. Berikut ini 5 hipotesa tersebut:
1. Hipotesa Kabut
Hipotesa ini dinamakan juga solar nebula dan menjadi hipotesa paling tua dan terkenal. Hipotesis untuk dikemukakan oleh Imanuel Kant (1724-1804) seorang filsuf asal Jerman.
Menurutnya dahulu di jagat raya ini ada gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-lama menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi padat (planet dan satelitnya).
2. Hipotesa Planetesimal
Seorang ahli geologi dan ilmuwan Amerika bernama Thomas C. Chamberlain (1843-1928) melakukan penelitian yaitu The Origin of the Earth pada 1916.
Menurut teori ini, matahari telah ada sebagai salah satu bintang di alam semesta. Pada suatu masa, ada sebuah bintang yang mendekat dan berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh.
Akibatnya terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang. Sebagian dari massa matahari itu tertarik ke arah bintang. Pada saat bintang menjauh sebagian massa matahari jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi bertebaran di angkasa sekitar matahari.
Materi yang bertebaran ini lah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet dan beredar di orbitnya.
3. Hipotesa Pasang Surut Bintang
Pada 1917 sarjana Inggris, James Jeans (1877-1946) dan Herald Jeffries mengeluarkan hipotesa tidal James-Jeffries.
Menurut hipotesa ini pada suatu saat sebuah bintang yang hampir sama besarnya dengan matahari melintas dekat matahari. Hal ini menimbulkan gaya pasang pada matahari. Pasang ini berbentuk seperti cerutu yang sangat besar.
Bentuk cerutu yang sangat besar ini kemudian bergerak mengelilingi matahari dan mengalami perpecahan menjadi sejumlah butiran tetesan kecil.
Butir-butir tetesan yang terbesar diantaranya karena daya tariknya dapat menarik butir-butir yang kecil sehingga akhirnya membentuk gumpalan sebesar planet yang ada sekarang.
4. Hipotesa Ledakan Bintang
Seorang astronom Inggris Fred Hoyle (1956) berpendapat kemungkinan matahari memiliki teman sebuah bintang lain yang pada mulanya berevolusi satu sama lain.
Ada juga diantaranya yan memadat dan mungkin terjebak ke dalam orbit matahari. Banyak bintang yang meledak mennjadi supernova ditemukan oleh NASA.
5. Hipotesa Kuiper
Astronom Gerard P. Kuiper (1905-1973) mengemukakan bahwa alam semesta tersusun atas formasi bintang-bintang. Menurut dia, dua pusat awan yang memadat berkembang dalam suatu awan antarbintang dari gas hidrogen.
Pusat yang satu lebih besar daripada pusat yang lainnya dan kemudian memadart menjadi bintang tunggal yaitu matahari. Kejadian berikutnya kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik dari massa yang lebih besar.
Gaya ini menyebabkan awan yang lebih kecil terpecah pecah menjadi awan lebih kecil lagi dan disbeut protoplanet. Setelah periode waktu yang lama protoplanet itu menjadi planet yan ada sekarang ini.
Jika kedua awan itu punya ukuran yang sama maka akan membentuk bintang ganda. Formasi bintang ganda sering terjadi di alam semesta.
Saat matahari memadat matahari akan menjadi begitu panas sehingga sebagian besar energi matahari dipancarkan.
Energi itu cukup kuat untuk mendorong gas-gas yang lebih terang seperti hdrogen dan helium dari awan ayng menyelubungi protoplanet yang paling dekat matahari.
Ada beragam hipotesa tentang terjadinya bumi dan tata surya. Berikut ini 5 hipotesa tersebut:
1. Hipotesa Kabut
Hipotesa ini dinamakan juga solar nebula dan menjadi hipotesa paling tua dan terkenal. Hipotesis untuk dikemukakan oleh Imanuel Kant (1724-1804) seorang filsuf asal Jerman.
Menurutnya dahulu di jagat raya ini ada gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-lama menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian kabut sekitarnya menjadi padat (planet dan satelitnya).
2. Hipotesa Planetesimal
Seorang ahli geologi dan ilmuwan Amerika bernama Thomas C. Chamberlain (1843-1928) melakukan penelitian yaitu The Origin of the Earth pada 1916.
Menurut teori ini, matahari telah ada sebagai salah satu bintang di alam semesta. Pada suatu masa, ada sebuah bintang yang mendekat dan berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh.
Akibatnya terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang. Sebagian dari massa matahari itu tertarik ke arah bintang. Pada saat bintang menjauh sebagian massa matahari jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi bertebaran di angkasa sekitar matahari.
Materi yang bertebaran ini lah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet dan beredar di orbitnya.
Nebula di alam semesta src: pixabay |
Pada 1917 sarjana Inggris, James Jeans (1877-1946) dan Herald Jeffries mengeluarkan hipotesa tidal James-Jeffries.
Menurut hipotesa ini pada suatu saat sebuah bintang yang hampir sama besarnya dengan matahari melintas dekat matahari. Hal ini menimbulkan gaya pasang pada matahari. Pasang ini berbentuk seperti cerutu yang sangat besar.
Bentuk cerutu yang sangat besar ini kemudian bergerak mengelilingi matahari dan mengalami perpecahan menjadi sejumlah butiran tetesan kecil.
Butir-butir tetesan yang terbesar diantaranya karena daya tariknya dapat menarik butir-butir yang kecil sehingga akhirnya membentuk gumpalan sebesar planet yang ada sekarang.
4. Hipotesa Ledakan Bintang
Seorang astronom Inggris Fred Hoyle (1956) berpendapat kemungkinan matahari memiliki teman sebuah bintang lain yang pada mulanya berevolusi satu sama lain.
Ada juga diantaranya yan memadat dan mungkin terjebak ke dalam orbit matahari. Banyak bintang yang meledak mennjadi supernova ditemukan oleh NASA.
5. Hipotesa Kuiper
Astronom Gerard P. Kuiper (1905-1973) mengemukakan bahwa alam semesta tersusun atas formasi bintang-bintang. Menurut dia, dua pusat awan yang memadat berkembang dalam suatu awan antarbintang dari gas hidrogen.
Pusat yang satu lebih besar daripada pusat yang lainnya dan kemudian memadart menjadi bintang tunggal yaitu matahari. Kejadian berikutnya kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik dari massa yang lebih besar.
Gaya ini menyebabkan awan yang lebih kecil terpecah pecah menjadi awan lebih kecil lagi dan disbeut protoplanet. Setelah periode waktu yang lama protoplanet itu menjadi planet yan ada sekarang ini.
Jika kedua awan itu punya ukuran yang sama maka akan membentuk bintang ganda. Formasi bintang ganda sering terjadi di alam semesta.
Saat matahari memadat matahari akan menjadi begitu panas sehingga sebagian besar energi matahari dipancarkan.
Energi itu cukup kuat untuk mendorong gas-gas yang lebih terang seperti hdrogen dan helium dari awan ayng menyelubungi protoplanet yang paling dekat matahari.