Fenomena Aurora: Proses Terbentuknya dan Lokasi Munculnya - Guru Geografi
News Update
Loading...

Senin, Mei 22

Fenomena Aurora: Proses Terbentuknya dan Lokasi Munculnya

Aurora merupakan salah satu ilusi optik yang ada di atmosfer, tapi mengapa kita di Indonesia belum pernah melihatnya langsung?. 

Aurora merupakan iluminasi cahaya di atmosfer bagian atas pada daerah lintang tinggi. Di belahan bumi utara disebut Aurora Borealis dan di belahan bumi selatan disebut Aurora Australis.

Fenomena aurora disebabkan oleh interaksi partikel elektromagnetik (electron dan proton) angina matahari dengan atom atmosfer bagian atas. Interaksi semacam ini hanya terjadi di wilayah lintang tinggi pada zona berentuk oval yang mengelilingi kutub magnet bumi. 

Selama periode aktifitas matahari rendah, zona aurora bergeser ke arah kutub namun saat aktifitas angin matahari tinggi aurora kadang meluas ke garis lintang tengah. Baca juga: Gejala-gejala optik atmosfer

Contohnya aurora borealis terlihat di lintang 40 derajat di wilayah Amerika Serikat. Emisi aurora biasanya terjadi pada ketinggian 100 km namun bisa terjadi juga diantara 80 - 250 km di atas permukaan bumi.
Fenomena Aurora: Proses Terbentuknya dan Lokasi Munculnya
Fenomena Aurora Borealis
Aurora dapat memiliki bentuk beraneka macam seperti tirai bercahaya, busur, garis dan kadang lengkungan. Busur seragam adalah bentuk aurora yang paling stabil dan bisa bertahan selama berjam-jam dengan variasi warna yang menakjubkan. 

Sinar kehijauan biasa menutupi sebagian puncak langit dengan gradAsi merah di atmosfer bagian bawah dan berangsur berdifusi menjadi sinar putih. 

Aurora menerima energy dari partikel yang bergerak antara matahari dan bumi sepanjang bidang magnet bumi dan berputar. Partikel digerakan oleh angin matahari lalu ditangkap oleh medan magnet bumi dan dibelokan ke kutub magnet bumi. 

Mereka lalu bertabrakan dengan atom oksigen dan nitrogen, melepaskan electron dan meninggalkan ion dalam keadaan tereksitasi. 

Ion-ion ini memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang menciptakan warna khas merah atau biru kehijauan. Baca juga: Klasifikasi iklim Junghuhn

Selain di bumi planet lain di tata surya yang punya atmosfir dan medan magnet substansial adalah Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Mereka dapat menghasilkan aurora dalam skaala besar. 

Aurora juga dapat diamati  di bulan Jupiter Io, dihasilkan oleh interaksi atmosfer Io dengan medan magnet kuat Jupiter. Jadi di Indonesia kamu tidak bisa melihat aurora, dan harus pergi ke daerah dekat lingkar kutub.

Gambar: 66.media.tumblr.com
Baca Juga
Post ADS 1

Yuk Sebarkan Artikel Ini

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close