Ada banyak spot geowisata di Jawa Barat, salah satunya di Kabupaten Kuningan. Sama halnya seperti Majalengka, Kuningan berada di kaki Gunung Ciremai.
Setelah menjelajah Kebun Teh Saderehe maka weekend kemarin lokasi selanjutnya yang dituju adalah Curug Putri. Kami berangkat dari Majalengka menggunakan motor dengan mengambil rute ke Cikijing.
Sebenarnya ada rute yang lebih cepat yaitu ke arah Sumber namun kali ini ingin mencoba saja lewat arah selatan. Ternyata jalur selatan ini sudah mulai rusak oleh longsor. Beberapa titik ada yang amblas dan berlubang jadi kendaraan harus pelan-pelan dan berhati-hati jika lewat Cikijing.
Setelah menjelajah Kebun Teh Saderehe maka weekend kemarin lokasi selanjutnya yang dituju adalah Curug Putri. Kami berangkat dari Majalengka menggunakan motor dengan mengambil rute ke Cikijing.
Sebenarnya ada rute yang lebih cepat yaitu ke arah Sumber namun kali ini ingin mencoba saja lewat arah selatan. Ternyata jalur selatan ini sudah mulai rusak oleh longsor. Beberapa titik ada yang amblas dan berlubang jadi kendaraan harus pelan-pelan dan berhati-hati jika lewat Cikijing.
Curug Putri Kuningan |
Masuk Cikijing menuju arah Darma Kuningan, jalan ternyata terputus karena longsor. Jalan dialihkan lewat jalan desa yang berbatu, sempit dan menanjak. Akibat longsor ini jalur utama Kuningan-Majalengka terputus. Masuk kota Kuningan, kami mengambil arah kiri ke jalan lingkar menuju Kecamatan Cigugur.
Cigugur merupakan salah satu daerah yang memiliki komunitas ada Sunda yang masih terpelihara. Setiap tahun di Cigugur selalu dilaksanakan Upacara Seren Taun untuk memperingati panen raya.
Cigugur merupakan salah satu daerah yang memiliki komunitas ada Sunda yang masih terpelihara. Setiap tahun di Cigugur selalu dilaksanakan Upacara Seren Taun untuk memperingati panen raya.
Lewat Cigugur jalan mulai menanjak menuju Palutungan. Udara dingin khas pegunungan mulai terasa. Area pertanian warga mulai terlihat di samping kiri dan kanan jalan. Kebun sayuran seperti kubis, cabai dan bawang terhampar luas.
Setelah 2 km ke atas, akhirnya sampai di pintu gerbang masuk kawasan perkemahan Palutungan. Kami memarkir motor lalu singgah dulu di warung untuk membeli makanan dan minuman hangat.
Setelah 2 km ke atas, akhirnya sampai di pintu gerbang masuk kawasan perkemahan Palutungan. Kami memarkir motor lalu singgah dulu di warung untuk membeli makanan dan minuman hangat.
Suasana sekitar Curug Putri |
Cuaca saat itu hujan berkabut dan kami harus menunggu hujan sedikit reda untuk masuk ke Curug. Di Palutungan, perkebunan pinus bederet rapi. Hujan sudah agak reda, kami pun masuk ke area hutan pinus untuk mencapai Curug.
Jalanan cukup licin karena hujan dan dingin tentunya. Untuk mencapai Curug Putri harus berjalan menuruni tangga sekitar 100 m.
Jalanan cukup licin karena hujan dan dingin tentunya. Untuk mencapai Curug Putri harus berjalan menuruni tangga sekitar 100 m.
Curug Putri memiliki ketinggian sekitar 6 m dengan beberapa curug kecil di bawahnya. Tata kelola area curug ini sudah baik, dengan fasilitas jembatan, jamban dan area kolam yang sudah ditata.
Karena hari ini hujan, maka debit air cukup tinggi di curug. Air pun sangat dingin. Di sekeliling curug, terdapat pohon-pohon besar yang rimbun.
Air di sini sangat jernih, bersih karena berasal dari mata air di Gunung Ciremai. Tersedia beberapa pedagang di sepanjang jalan menajajakan makanan seperti jagung bakar untuk menghangatkan badan.
Karena hari ini hujan, maka debit air cukup tinggi di curug. Air pun sangat dingin. Di sekeliling curug, terdapat pohon-pohon besar yang rimbun.
Air di sini sangat jernih, bersih karena berasal dari mata air di Gunung Ciremai. Tersedia beberapa pedagang di sepanjang jalan menajajakan makanan seperti jagung bakar untuk menghangatkan badan.