Gradien barometrik merupakan istilah yang menunjukkan perbedaan tekanan udara di sekitar kita. Sebelum melihat rumus hitung gradien barometrik, maka kita harus memahami dulu tentang konsep tekanan udara. Udara merupakan zat yang menempati ruang dan punya kepadatan lebih rendah dari air atau benda padat.
Baca juga:
Rumus sex ratio dan dependency ratio
Pembahasan SBMPTN Geografi 2008
Baca juga:
Rumus sex ratio dan dependency ratio
Pembahasan SBMPTN Geografi 2008
Tekanan udara sangat berpengaruh pada proses terbentuknya angin. Tekanan udara di setiap daerah berbeda-beda karena massa jenisnya yang berbeda. Makin tinggi kerapatan udara maka tekanannya makin tinggi pula dan makin rendah kerapatan udara maka tekanannya makin kecil pula. Alat ukur tekanan udara dinamakan barometer.
Nilai tekanan udara normal adalah 76 cm Hg. Jika kamu melihat peta udara maka akan didapati garis-garis isobar. Isobar adalah garis yang menunjukkan wilayah yang memiliki tekanan udara sama. Angka yang menggambarkan perbandingan dua buah isobar pada paeta dinamakan Gradien Barometrik.
Nilai tekanan udara normal adalah 76 cm Hg. Jika kamu melihat peta udara maka akan didapati garis-garis isobar. Isobar adalah garis yang menunjukkan wilayah yang memiliki tekanan udara sama. Angka yang menggambarkan perbandingan dua buah isobar pada paeta dinamakan Gradien Barometrik.
Untuk menghitung gradien barometrik sangat mudah yaitu dengan rumus:
Contoh soal:
Hitunglah nilai gradien barometrik pada peta isobar di bawah ini
Jawab:
Gradien A - B = 400 x 111/80 x 1 mb = 555 mb
Gradien C - D = 400 x 111/150 x 1 1 mb = 296 mb
Kesimpulannya angin lebih kencang bertiup dari A - B dibanding C - D.