Geografi tidak hanya menganalisa sebaran sebuah gejala namun di dalamnya juga ada teknik-teknik perhitungan matematis. Salah satunya adalah Analisa Tetangga Terdekat. Untuk menganalisa pola sebuah sebaran terutama pemukiman, dua orang ahli geografi yaitu P. J Clark dan F. C Evans menggunakan sebuah analisa matematik. Baca juga: Soal USBN Geografi 2018 dan jawabannya
Menurut keduanya, penyebaran suatu gejala atau sector kehidupan termasuk pemukiman diukur dari jarak antar benda satu sama lain. Dari hasil hitung empiris ini mereka mendapatkan tiga bentuk pola penyebaran yaitu:
Baca juga:
Hasil kebudayaan zaman paleolitikum
Fenomena hujan virga di atmosfer
Definisi pertumbuhan wilayah regional
Hasil kebudayaan zaman paleolitikum
Fenomena hujan virga di atmosfer
Definisi pertumbuhan wilayah regional
a. Bergerombol (cluster)
b. Tidak merata (Random)
c. Merata (Dispersed)
Analisa Tetangga Terdekat (Nearest Neighbour Analysis) dilakukan pada luas wilayah tertentu yang telah diketahui sebelumnya dengan menghitung jarak suatu benda, gejala atau sector terhadap sector lain yang ada di dekatnya. Rumus Hitung nya menggunakan skala " R " yaitu:
R = Skala Tetangga Terdekat
d = rata-rata jarak tetangga yang terobservasi
N = jumlah benda/gejala/sektor
a = luas total wilayah
d = rata-rata jarak tetangga yang terobservasi
N = jumlah benda/gejala/sektor
a = luas total wilayah
Dari hasil pengukuran empirik tersebut diperoleh hasil bahwa nilai R berkisar antara (0) nol hingga 2,1491. Jika diterapkan ke dalam 3 pola di atas maka akan terjadi pola sebagai berikut:
I. 0,00 - 0,70 Pola bergerombol (Cluster Pattern)
II. 0,70 - 1,40 Pola tersebar tidak merata (Random Pattern)
III. 1,40 - 2,1491 Pola tersebar merata (Dispersed Pattern)
Baca juga: Geografi kota Yerusalem
II. 0,70 - 1,40 Pola tersebar tidak merata (Random Pattern)
III. 1,40 - 2,1491 Pola tersebar merata (Dispersed Pattern)
Baca juga: Geografi kota Yerusalem