Perbedaan Teori Big Bang dan Keadaan Tetap - Guru Geografi
News Update
Loading...

Minggu, Juli 16

Perbedaan Teori Big Bang dan Keadaan Tetap

Alam semesta merupakan sebuah ruang yang sangat luas dan didalamnya terdapat berbagai macam komponen mulai dari materi gelap, energi gelap, galaksi, bintang, planet dan masih banyak lagi. 

Bagaimana alam semesta ini bisa tercipta?. Apakah manusia bisa menjelaskan teori terbentuknya alam semesta?. Baca juga: Unsur kehidupan masyarakat desa

Dalam dunia sains, ilmuwan sering melakukan pemodelan untuk menjelaskan tentang suatu fenomena fisis yang riilnya tidak bisa terjangkau oelh indera penglihatan karena dimensi fenomena itu sangat kecil atau sangat besar. 

Ambil contoh model atom dalam fisika, dimana pemodelan atom seperti sebuah inti yang dikelilingi elektron-elektron. Model ini bisa diterima hingga kini dan sangat penting untuk penelitian lanjutan. 

Jarang sekali sebuah model yang diajukan ilmuwan langsung mapan namun bisa gugur atau mengalami penyempurnaan disesuaikan dengan data empiris melalui riset. 

Jika model ini diterima secara umum dan terbukti keabsahannya maka meningkat menjadi "teori". 

Baca juga:
Ciri sistem klasifikasi iklim Koppen
Perbedaan lokasi absolut dan relatif

Begitupula tentang alam semesta, dari dulu manusia berlomba mencari model dan teori tentang proses terbentuknya alam semesta. Akan tetapi hingga saat ini ada setidaknya 2 teori yang sering diperdebatkan yaitu Big Bang dan Keadaan Tetap.

Teori Big Bang
Big Bang merupakan suatu teori yang menjelaskan bahwa alam semesta itu mengalami permulaan alias tidak serta merta ada. Big Bang menjelaskan alam semesta muncul dari ketiadaan. 

Menurut teori standar, alam semesta ini melompat menjadi ada sebagai "singularitas" sekitar 13,7 milyar tahun lalu. Singularitas merupakan sebuah zona yang menantang pemahaman manusia tentang fisika. Ilmuwan memprakirakan singularitas ada pada sebuah lubang hitam atau black hole.

 Black hole merupakan suatu daerah bertekanan gravitasi sangat masif dimana materi yang masuk ke dalamnya tidak akan pernah kembali lagi. Zona seperti ini dinamakan zona kepadatan tak terbatas atau singularitas. 

Alam semesta ini diperkirakan berasal dari satu titik yang sangat kecil, panas, padat alias bervolume nol. Darimana titik itu muncul?. Kita tidak tahu, mungkin hanya Tuhan yang tahu. Baca juga: Memahami reaksi bowen pada batuan
Ilustrasi Big Bang
Sesaat setelah ledakan, material lalu meluas, mendingin membentuk berbagai manifestasi seperti galaksi, planet, bintang, komet dan lainnya. Bukti teori Big Bang adalah adanya temuan objek di lam semesta semakin menjauh. 

Hal ini menandakan adanya pengembangan dari suatu titik di masa lalu. Pendukung teori ini adalah Stephen Hawking dan Einstein.

Teori Keadaan Tetap
Teori ini disebut juga Steady State, menjelaskan tentang alam semesta itu statis. Alam semesta selalu berkembang namun menjaga kepadatan rata-rata yang konstan, materi yang hilang akan digantikan materi baru. 

Menurut teori ini alam semesta tidak ada awal dan akhir, rata-rata kerapatan galaksi sama. Teori ini dikemukakan oleh Sir James Jeans tahun 1920 lalu direvisi terakhir oleh Sir Fred Hoyle. 

Pengamatan tahun 1950 telah membuktikan bahwa teori ini tidak bisa diterima dan Big Bang adalah teori yang disetujui hingga kini. 

Teori Keadaan Tetap menolak keberadaan Tuhan dan mengabaikan konsep penciptaan. 

Sumber gambar: disini
Baca Juga
Post ADS 1

Yuk Sebarkan Artikel Ini

Yuk, berkomentar di blog ini!.
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done
close