Produk yang dihasilkan oleh penginderaan jauh adalah citra. Citra ini dapat berwujud citra foto dan citra non foto. Kali ini kita akan bahas dulu tentang jenis-jenis citra foto inderaja.
Citra foto dapat dibedakan berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, posisi sumbu kamera, sudut liputan kamera, jenis kamera, warna yang digunakan dan wahana yang dipakai.
Citra foto dapat dibedakan berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, posisi sumbu kamera, sudut liputan kamera, jenis kamera, warna yang digunakan dan wahana yang dipakai.
Menurut spektrum elektromagnetik
a. Foto pankromatik, merupakan foto menggunakan semua spektrum cahaya tampak sehingga objek yang terekam sesuai dengan kepekaan mata manusia. Oleh karena itu foto pankromatik disebut juga foto udara konvensional. Jadi hasilnya seperti foto yang biasa kita cetak sehari-hari.
b. Foto ortokromatik, merupakan foto yang menggunakan spektrum dari 0,4 - 0,56 mikrometer dengan dominasi warna biru hingga hijau.
Foto ini memiliki kemampuan untuk mengenali objek yang ada di bawah permukaan air jernih hingga kedalaman 20 m. Jadi foto ini cocok untuk survei perairan dangkal.
Baca juga:
Seri reaksi bowen batuan beku, mau tahu?
Perambatan panas di permukaan bumi
Foto ini memiliki kemampuan untuk mengenali objek yang ada di bawah permukaan air jernih hingga kedalaman 20 m. Jadi foto ini cocok untuk survei perairan dangkal.
Baca juga:
Seri reaksi bowen batuan beku, mau tahu?
Perambatan panas di permukaan bumi
c. Foto ultraviolet, merupakan foto yang menggunakan spektrum ultraviolet dari 0,29 - 0,4 mikrometer. Foto ini paling baik untuk mendekteksi tumpahan minyak di laut karena lapisan minyak akan memantulkan radiasi matahari dan membentuk rona cerah dengan kontras yang besar.
d. Foto inframerah, merupakan foto yang merekam spektrum inframerah jarak dekat dengan panjang gelombang antara 0,7 - 0,9 mikrometer. Umumnya foto ini cocok untuk melihat perbedaan kondisi vegetasi yang sehat dengan yang tidak sehat. Jadi sangat baik untuk keperluan pertanian dan kehutanan.
Citra foto warna dan hitam putih |
Menurut posisi sumbu kamera
a. Foto vertikal, dibuat dengan sumbu tegak lurus dengan permukaan bumi. Foto tegak akan memiliki ciri yaitu tidak adanya bayangan benda dan gambar yang dihasilkan mirip dengan peta dan punya skala yang konsisten.
Kekurangannya foto hanya menampikan bagian atas objek saja. Baca juga: Pola pengembangan wilayah negara berkembang
Kekurangannya foto hanya menampikan bagian atas objek saja. Baca juga: Pola pengembangan wilayah negara berkembang
b. Foto miring, dibuat dengan sumbu kamera yang miring terhadap objek di permukaan bumi. Ciri dari foto miring atau condong memiliki karakter yaitu adanya bayangan dari objek di permukaan bumi. Gambaran yang didapat lebih detail karena tidak hanya nampak bagian atas nya saja.
Menurut sudut liputan kamera
1. Foto sudut kecil, panjang fokus 304,8, sudut liputan < 60⁰
2. Foto sudut normal, panjang fokus 209,5, sudut liputan 60-70⁰
3. Foto sudut lebar, panjang fokus 152,4, sudut liputan 75-100⁰
4. Foto sudut sangat lebar, panjang fokus 88,8, sudut liputan >100⁰
Menurut jneis kamera yang digunakan
a. foto tunggal, merupakan foto yang dibuat dengan kamera tunggal.
b. foto jamak, merupakan foto yang dibuat dengan menggunakan beberapa jenis spektrum elektromagentik berbeda.
Menurut warna yang digunakan
a. Citra foto semu/inframerah (false color), warna objek tidak sema dengan warna foto. Contohnya vegetasi yang berwarna hijau tampak merah pada foto karena menggunakan sinar inframerah.
b. Citra fot asli (true color), warna objek sesuai dengan aslinya karena menggunakan spektrum warna tampak.
Menurut wahana yang digunakan, citra foto dibagi menjadi citra dirgantara (balon udara, pesawat terbang, drone, helikopter) dan citra satelit (di luar angkasa).
Baca juga:
Memahami ciri tanah podzolik
Teknik interpretasi citra inderaja
Gambar: physicalgeography.net, tankonyvtar.hu
Baca juga:
Memahami ciri tanah podzolik
Teknik interpretasi citra inderaja
Gambar: physicalgeography.net, tankonyvtar.hu